Kadin Minta Industri Manufaktur Optimalkan Subsidi Gas USD 6

Kadin Minta Industri Manufaktur Optimalkan Subsidi Gas USD 6


 JawaPos.com – Wakil Komite Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Achmad Widjaja meminta, pelaku industri manufaktur mengoptimalkan pemberian subsidi gas bumi sebesar USD 6 per mmbtu yang telah diberikan pemerintah sejak April tahun lalu.

Menurutnya, sejak kebijakan subsidi harga gas ini diberikan, volume konsumsi gas sejumlah perusahaan manufaktur yang menuntut harga gas rendah tak banyak bertambah.

“Kalau industri manufaktur tidak efektif memanfaatkan stimulus, maka hal itu akan merugikan produsen gas dan pemerintah. Industri harus lebih inovatif agar produknya lebih kompetitif sehingga kenaikan produksinya dapat menggerakkan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (5/1).

Menurut Achmad inovasi sangat dibutuhkan mengingat di segmen-segmen tertentu sebenarnya kebutuhan produk yang mewah. Contohnya industri keramik. Banyak hunian dan juga gedung-gedung yang sedang dan akan dibangun butuh keramik atau porselen yang berkualitas tinggi. Sayangnya kebutuhan itu saat ini banyak dipenuhi oleh produk impor.

“Harusnya pelaku usaha dapat mengembangkan berbagai inovasi, sehingga kebijakan subsidi gas USD 6 memberi dampak positif. Jika hanya mencari jalan efisiensi dan produktivitasnya tak bertambah ya dampak subsidi itu tidak optimal,” imbuhnya.

Achmad Wijaya berharap di tengah situasi pandemi saat ini para pelaku usaha manufaktur harus tetap fokus mengembangkan usaha dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Termasuk mengoptimalkan berbagai insentif yang telah diberikan oleh pemerintah.

“Jangan sampai insentif harga gas ini gagal memberikan nilai tambah terhadap ekonomi nasional. Pandemi memang menyulitkan, tapi semua pelaku usaha menghadapi situasi yang sama, makanya mesti kreatif dan inovatif,” pungkasnya.

Sebagai informasi, tahun lalu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis Permen ESDM No 8/2020 yang mengatur pemberlakuan harga gas bumi sebesar USD 6 per mmbtu di titik serah pengguna (plant gate) untuk tujuh sektor industri yaitu pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca dan sarung tangan karet.

Penetapan harga gas untuk sektor industri ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing pada ketujuh industri tersebut, sehingga akan memberikan efek berganda (multiplier effect) positif pada perekonomian nasional. Sebagai konsekuensi dari keputusan itu, pemerintah kehilangan pendapatan bagi hasil dari sektor hulu migas sebesar USD 2 per mmbtu.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, akibat penetapan harga gas untuk 7 sektor industri menjadi USD 6 per mmbtu, pemerintah bakal kehilangan bagian penerimaan negara hingga Rp 121,78 triliun. Namun, lanjut Arifin, masih ada ruang keuntungan sebesar Rp 3,25 triliun dari selisih penghematan dan penerimaan negara.

“Penghematan itu berasal dari konversi pembangkit diesel sektor kelistrikan sebesar Rp 13,07 triliun, penurunan kompensasi bagi PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebesar Rp 74,25 triliun, pajak dan dividen industri dan Pupuk sebesar Rp 7,50 triliun dan penurunan subsidi untuk Pupuk dan kelistrikan yang mencapai Rp 30,21 triliun,” kata dia pada rapat dengar pendapat virtual bersama Komisi VII DPR RI, Senin (4/5/2020).

sumber:https://www.jawapos.com/ekonomi/05/02/2021/kadin-minta-industri-manufaktur-optimalkan-subsidi-gas-usd-6/

Share:

Sepanjang 2020 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Minus 2,07 Persen

 Sepanjang 2020 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Minus 2,07 Persen


JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, perekonomian Indonesia di sepanjang tahun 2020 masih berada di zona negatif. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh minus 2,07 persen.

Angka ini meleset dari perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi 2020 berada di kisaran minus 2,2 persen (year on year/yoy) dengan batas atas minus 1,7 persen yoy.

“Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami kontraksi 2,07 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2).

Suhariyanto mengatakan, capaian perekonomian di sepanjang tahun lalu juga tak lepas dari kinerja pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2020. Pada akhir 2020, perekonomian Indonesia atas dasar harga berlaku tercatat Rp 3.929 triliun dan atas harga konstan sebesar Rp 2.709 triliun.

Suhariyanto memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di pada kuartal IV tahun 2020 mengalami kontraksi 0,42 persen. Angka tersebut membaik jika dibandingkan kuartal III-2020 yang sebesar kuartal III minus 3,49 persen.

“Pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir 2020 membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara year on year, ekonomi Indonesia tercatat minus 2,19 persen,” tuturnya.

Suhariyanto menambahkan, secara umum ekonomi mitra dagang Indonesia pada kuartal IV 2020 masih mengalami kontraksi, kecuali Tiongkok dan Vietnam. Ekonomi Tiongkok tumbuh 6,5 persen, Amerika Serikat minus 2,5 persen, dan Singapura minus 3,8 persen.

“Ke depan, perlu dievaluasi lagi agar pemulihan ekonomi Indonesia bisa berjalan sesuai harapan,” pungkasnya.

sumber:https://www.jawapos.com/ekonomi/05/02/2021/sepanjang-2020-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-masih-minus-207-persen/

Share:

Ekonomi 2020 Anjlok 2,07 Persen, Kepala BPS: Indonesia Tidak Sendiri

 Ekonomi 2020 Anjlok 2,07 Persen, Kepala BPS: Indonesia Tidak Sendiri


JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 masih mengalami kontraksi minus 2,07 persen. Namun, dalam hal ini Indonesia tak sendiri, sebab beberapa mitra dagang utama juga mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang ekonominya terkontraksi 3,5 persen, Singapura -5,8 persen, Hong Kong -6,1 persen, dan Uni Eropa -6,4 persen.

“Jadi, Indonesia tidak sendiri. Pandemi ini betul-betul menyebabkan kontraksi yang sangat buruk di berbagai negara,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (5/2).

Namun sayangnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di bawah negara tetangga seperti Tiongkok dan Vietnam yang perekonomiannya telah membaik. Ekonomi Tiongkok kini tumbuh positif sebesar 2,3 persen dan Vietnam sebesar 2,9 persen.

“Data ini adalah resmi yang sudah dirilis kantor statistik negara masing-masing. Sementara kalau kita lihat prediksi, akan banyak sekali negara yang pada 2020 juga mengalami kontraksi cukup dalam,” tuturnya.

Dari sisi produksi, Suhariyanto menambahkan, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 15,04 persen. Dari sisi pengeluaran hampir semua komponen terkontraksi.

Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi 7,7 persen. Sementara, Impor Barang dan Jasanya terkontraksi lebih dalam, yakni sebesar 14,71 persen.

“Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada 2020 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,75 persen, dengan kinerja ekonomi yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,51 persen,” pungkasnya.

sumber:https://www.jawapos.com/ekonomi/05/02/2021/ekonomi-2020-anjlok-207-persen-kepala-bps-indonesia-tidak-sendiri/

Share:

Indonesia ICT: Pemerintah Jangan Termakan Propaganda OTT Asing

Indonesia ICT: Pemerintah Jangan Termakan Propaganda OTT Asing


 JawaPos.com – Ketentuan layanan Over The Top (OTT) asing bekerja sama dengan perusahaan jaringan telekomunikasi nasional didorong bersifat wajib. Dorongan itu dikemukakan Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi.

Heru Sutadi meminta pemerintah menyatakan aturan OTT global bekerja sama dengan jaringan telekomunikasi nasional bersifat wajib. Ketentuan itu dilakukan harus tegas. “Jangan sampai termakan propaganda OTT global,” ungkap ujar Heru Sutadi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/2).

Menurut dia, OTT asing yang ada di Indonesia tidak menginginkan kegiatan usahanya diatur oleh pemerintah Indonesia. “Sangat tepat jika Pemerintah ingin mengatur OTT asing dengan kriteria tertentu yang berusaha di Indonesia. Negara-negara di Eropa sudah mulai mengatur keberadaan OTT asing yang berusaha di seluruh Eropa,” imbuhnya.

Ketentuan kewajiban OTT asing yang beroperasi di Indonesia bekerja sama dengan perusahaan nasional tercantum di dalam rancangan peraturan pemerintah (RPP) Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (Postelsiar).

Lebih jauh Heru Sutadi menuturkan, mewajibkan OTT asing atau global bekerja sama dengan layanan telekomunikasi nasional merupakan bagian dari bentuk kedaulatan. Pemerintah pun bisa mendapatkan pajak lebih banyak lagi, menambah investasi, dan lapangan kerja untuk masyarakat Indonesia ikut bertambah.

Sebelumnya, desakan pemerintah untuk mengatur keberadaan OTT asing di Indonesia dikemukakan Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel), dan Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel).

Lebih penting lagi, mewajibkan OTT bekerja sama dengan penyelenggara jaringan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Ketika kualitas menjadi baik, bisnis OTT asing di Indonesia dipastikan meningkat.

sumber:https://www.jawapos.com/ekonomi/04/02/2021/indonesia-ict-pemerintah-jangan-termakan-propaganda-ott-asing/

Share:

Insentif Tenaga Kesehatan Dipotong, Kemenkeu: Masih Dikoordinasikan

Insentif Tenaga Kesehatan Dipotong, Kemenkeu: Masih Dikoordinasikan


 JawaPos.com – Surat permohonan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Nomor S-665/MK.02/2021 kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait pemotongan besaran insentif tenaga kesehatan (nakes) untuk tahun 2021 yang beredar ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Isi permohonan surat tersebut besaran insentif nakes ini jumlahnya dipotong atau lebih kecil dibandingkan pada tahun 2020.

Menanggapi itu, juru bicara Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan, mengenai besaran insentif nakes hingga saat ini masih dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan.

“Masih dikoordinasikan dengan Kemenkes,” ujarnya kepada JawaPos.com, Kamis (4/2).

Yustinus mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Menteri Kesehatan mengenai permohonan perpanjangan pembayaran insentif bulanan dan santunan kematian bagi tenaga kesehatan dan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang menangani Covid-19. Dalam surat tersebut tercantum besaran insentif dan santunan kematian bagi tenaga kesehatan yang dipotong oleh pemerintah.

Seperti diketahui, dalam aturan tersebut besaran insentif yang didapatkan oleh tenaga kesehatan bervariasi, diantaranya, dokter spesialis sebesar Rp 15 juta, dokter umum dan Gigi Rp 10 juta, bidan dan perawat Rp7,5 juta, dan tenaga medis lainnya Rp 5 juta.

Sedangkan dalam surat yang dikirimkan oleh Menteri Keuangan, insentif yang berhak didapatkan oleh tenaga kesehatan dipotong 50 persen.

Sementara, Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani menjelaskan, anggaran kesehatan tahun 2021 awalnya Rp 169,7 triliun. Namun dengan perkembangan Covid-19 yang masih sangat dinamis, diperlukan alokasi yang lebih besar. Saat ini diperkirakan akan naik menjadi Rp 254 triliun.

Kemudian, lanjutnya, pada 2020 total anggaran kesehatan untuk penanganan covid-19 dalam Penanganan Ekonomi Nasional (PEN) telah terealisasi Rp 63,5 triliun. Tahun 2021 anggaran kesehatan dalam PEN ditingkatkan menjadi Rp 125 triliun.

“Fokus 2021 tetap penanganan Covid-19 melalui 3T (testing tracing dan treatment), vaksinasi dan penerapan disiplin protokol kesehatan,” jelasnya.

Askolani menambahkan, dukungan untuk tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid dan tenaga yang melakukan vaksinasi dan penerapan disiplin kesehatan akan tetap diprioritaskan, disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika Covid-19.

“Kemenkeu bersama Kemenkes masih terus melakukan penghitungan detail rencana belanja detail dengan perkembangan dinamis ini- sehingga dukungan untuk penanganan Covid dapat terpenuhi di tahun 2021 ini,” pungkasnya.

sumber:https://www.jawapos.com/ekonomi/04/02/2021/insentif-tenaga-kesehatan-dipotong-kemenkeu-masih-dikoordinasikan/

Share:

BRIS jadi Salah Satu Emiten dengan Kapitalisasi Terbesar di BEI

 BRIS jadi Salah Satu Emiten dengan Kapitalisasi Terbesar di BEI


JawaPos.com – Kehadiran bank syariah raksasa terbesar di Indonesia disambut antusias oleh para investor. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dapat menjadi pilihan investasi.

“Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk tentunya memberikan harapan yang besar dalam mendorong kemajuan dan keuangan syariah nasional, termasuk penguatan aset dan kapitalisasi dalam industri pasar modal syariah,” ujarnya secara virtual, Kamis (4/2).

Menurutnya, emiten ini termasuk satu dari sepuluh saham syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Berdasarkan catatan BEI, BRIS menjadi salah satu emiten dengan kinerja saham terbaik sepanjang 2020 dengan kenaikan harga saham 582 persen dari Rp 330 menjadi Rp 2.250 per lembarnya.

“Selama lima tahun terakhir pasar modal syariah Indonesia tumbuh positif. Jumlah saham syariah meningkat signifikan 33 persen dari 318 saham syariah pada 2015 menjadi 426 saham per 22 Januari 2021, atau 60 persen dari saham tercatat di BEI dengan kapitalisasi Rp 3,5 triliun atau 47,5 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi menyampaikan harga saham BRIS pada saat initial public offering (IPO) sebesar Rp 510, sedangkan per 3 Februari 2021 harga saham BRIS mencapai Rp 2.750 per lembar saham. Artinya, harga saham ini naik sekitar 5 kali lipat dibandingkan dengan posisi saat IPO. Pada seremoni opening bell pagi ini, harga saham BRIS dibuka naik menjadi Rp 2.770 per lembar saham.

Selain itu, market capitalization BRIS pada saat IPO sebesar Rp 4,96 triliun. Per 3 Februari 2021, market capitalization BRIS naik puluhan kali lipat mencapai Rp 112,84 triliun.

“Melihat kinerja saham BRIS yang positif di tengah pandemi, kami berharap BRIS dapat menjadi primadona di bursa. Dan ke depan BRIS bisa dapat masuk ke dalam Index IDX BUMN20. Selain itu, kami berharap kinerja ini semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan dan perusahaan keuangan syariah lain untuk melantai di bursa,” pungkasnya.

sumber:https://www.jawapos.com/ekonomi/04/02/2021/bris-jadi-salah-satu-emiten-dengan-kapitalisasi-terbesar-di-bei/

Share:

bank bjb Bakal Terapkan Sistem E-Procurement

 bank bjb Bakal Terapkan Sistem E-Procurement


JawaPos.com – bank bjb bakal menerapkan sistem pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik E-Procurement untuk menjaring penyedia barang atau jasa pihak ketiga (vendor) bagi perusahaan. Penerapan sistem anyar ini bakal efektif diberlakukan pada 1 Februari 2021.

Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan penerapan sistem E-Procurement ini merupakan bentuk implementasi dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur pengadaan barang dan jasa. Langkah ini dilandasi oleh semangat perusahaan sebagai lembaga keuangan publik dalam mengedepankan transparansi di berbagai lini.

“Sistem E-Procurement yang dimiliki bank bjb mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG) sesuai dengan prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa. bank bjb berkomitmen untuk terus mengimplementasikan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas sesuai prinsip GCG yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan perusahaan ke arah lebih baik,” ujar Yuddy.

Setelah dioperasikan, penerapan sistem E-Procurement ini dapat diakses secara terbuka oleh vendor dan publik luas melalui laman eproc.bankbjb.co.id. Pada laman tersebut, bank bjb menyediakan berbagai macam informasi mengenai kegiatan pengadaan barang dan jasa maupun vendor rekanan.

Seluruh calon rekanan dapat mendaftar sebagai rekanan bank bjb dari berbagai segmentasi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank bjb tanpa dipungut biaya. E-Procurement bank bjb memberikan kemudahan bagi calon vendor dalam proses pendaftaran rekanan dengan teknologi digital yang user friendly.

Direktur Operasional bank bjb Tedi Setiawan juga menambahkan “Kehadiran sistem ini akan memudahkan rekanan dalam urusan korespondensi dokumen yang dapat memakan waktu cukup lama bila merujuk pada proses pengadaan barang dan jasa secara manual. Vendor yang telah mendapatkan Tanda Daftar Rekanan (TDR) dapat melakukan updating data secara real on time sesuai dengan perubahan-perubahan dokumen yang dimiliki oleh rekanan. Dengan adanya keterbukaan informasi maka vendor dapat memberi layanan dan solusi terbaiknya sesuai kebutuhan bisnis bank bjb.” kata Tedi.

Di sisi lain bank bjb juga akan diuntungkan karena perusahaan nantinya dapat memperoleh kesempatan memperluas jangkauan calon rekanan sehingga standard mutu penyedia barang dan jasa semakin kompetitif. bank bjb juga dapat lebih leluasa mengontrol manajemen performa sekaligus menekan biaya agar lebih efektif dan efisien.

Lebih lanjut Tedi mengatakan “Dengan penerapan E-Procurement, diharapkan akan memberikan manfaat lebih optimal kepada bank bjb dengan mendorong transparansi pengadaan barang dan jasa sehingga persaingan sehat antar pelaku usaha menjadi lebih optimal. Proses pengadaan barang dan jasa secara elektronik akan lebih meningkatkan dan menjamin efisiensi, efektifitas, transparansi serta akuntabilitas kegiatan belanja perseroan,” ujar Tedi.

sumber:https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/02/02/2021/bank-bjb-bakal-terapkan-sistem-e-procurement/

Share:

Recent Posts